Greenpeace

Peracunan di sungai Pearl Cina

Laporan baru kami, Limbah Beracun Di Sungai Pearl, memanfaatkan celah dalam undang-undang polusi Cina.

Guangdong, Cina - Sungai Pearl adalah sungai terpanjang ketiga di Cina, dan kedua terbesar di dunia berdasarkan pada volume airnya. Tapi ketika sungai tersebut tercemar, hal itu mungkin saja menjadikannya tak ada duanya dalam hal pencemaran.
Di daerah sekitar muara sungai terlihat laju pertumbuhan industri yang sangat cepat. Pada tahun 2007, wilayah yang berbatasan dengan Hong Kong tersebut telah menyumbang lebih dari 10 persen Produk Domestik Bruto negara Cina atau sekitar sepertiga dari total ekspor Negara itu.

Tetapi semua perusahaan datang dengan membawa kerugian di sungai Pearl, dimana masyarakat sangat tergantung pada sungai tersebut. Hampir sebesar 47 juta orang mendapatkan air minum mereka dari sungai Pearl.
Berdasarkan penelitian Greenpeace yang terbaru, mengungkapkan bagaimana persediaan air yang vital ini telah menjadi berbahaya karena pencemaran, dan bagaimana perusahaan-perusahaan industri tersebut diperbolehkan membuang limbah mereka di sungai Pearl. Limbah yang mengandung bahan kimia berbahaya dan mampu menyebabkan kerusakan yang parah pada muara sungai dan kehidupan di sekitarnya.

Peracunan di sungai Pearl adalah hasil penelitian lapangan selama tujuh bulan di wilayah tersebut oleh Greenpeace, dan bertujuan untuk menyediakan sebuah jalan keluar dari pencemaran air oleh limbah industri.


Bahan kimia berbahaya
Kami menemukan beragam bahan kimia berbahaya dalam limbah cair dan sedimen sampel yang kami kumpulkan dari situs-situs industri lokal - termasuk tingginya kadar logam berat seperti berilium (karsinogen yang diketahui) dan mangan (yang terkait dengan kerusakan otak). Analisis kami juga mengungkapkan adanya bahan kimia organik seperti brominated flame retardants dan bisphenol-A.


Dari zat-zat alkyl phenol tersebut dapat mengganggu hormone, dimana beberapa di antaranya terdaftar sebagai zat berbahaya dengan prioritas tinggi di Eropa. Sejumlah zat berbahaya ini belum diatur di negara Cina. Dan bahkan di dalam peraturan yang telah ada, data kami menunjukkan bahwa aturan tersebut tidak berlaku. Sebagai contoh, sampel dari salah satu perusahaan yang bernama Kingboard Fogang, menggunakan berilium 25 kali lipat dari batas yang diperbolehkan oleh peraturan daerah. Sampel dari Wing Fung Printed Circuit Board Ltd menggunakan tembaga 12 kali lipat dari batas yang diizinkan. Kedua perusahaan tersebut berorientasi ekspor ke pasar global.

"Yang sangat mengganggu meskipun telah dihentikan kegiatan pencemaran ini adalah, hampir tidak mungkin untuk menghilangkan begitu saja zat berbahaya ini dari lingkungan tersebut. Bahan-bahan yang berkaitan dengan daftar panjang masalah kesehatan ini, seperti kanker, gangguan endokrin, gagal ginjal dan dampak terhadap sistem saraf, telah mencemari lingkungan dan beresiko terhadap kesehatan masyarakat."
(Dr. Kevin Brigden, ilmuwan di Laboratorium Penelitian Greenpeace, University Of Exeter).

Bekerja di atas air
Berdasar laporan ini kami meluncurkan “Kampanye Air Global” kami, yang menyerukan kepada perusahaan-perusahaan industri di seluruh dunia untuk mengurangi dan menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya dan menggantinya dengan bahan kimia alternatif yang aman. Kami juga mendesak pemerintah yang bersangkutan untuk mengembangkan dan menerapkan peraturan ketat untuk membatasi dan menghilangkan pemakaian tanpa batas bahan-bahan kimia berbahaya.

Cina telah membayar resiko-resiko tersebut dengan harga yang tinggi dengan adanya industrialisasi yang sangat cepat di negara itu. Sudah saatnya peraturan lingkungan Cina dapat menyelaraskan dengan kecepatan pembangunannya. Perubahan iklim menyebabkan penurunan yang cepat dari sumber daya air dunia. “Merupakan hal yang lebih penting bahwa kita berhenti meracuni sungai berharga kita dari pada hal lainnya”.

Sumber : Greenpeace International
Diterjemahkan Oleh : Herman Sahari